Home Artikel Seminar Intern: “Hutang di Hutan” Perubahan Agraria di Bojonegoro

Seminar Intern: “Hutang di Hutan” Perubahan Agraria di Bojonegoro

0
Selasa, 7 April 2015 | 13.00 WIB
JAKARTA – Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2KK LIPI) menyelenggarakan seminar intern bertema “Hutang di Hutan” Perubahan Agraria di Bojonegoro” dengan pembicara Mr. Colum Graham, mahasiswa Ph.D dari Australia National University (ANU), Australia. Seminar ini dimoderatori oleh Dr. Laely Nurhidayah, peneliti dari P2KK LIPI. Seminar dimulai  dengan pembukaan dari Kepala Pusat Penelitian P2KK Prof. Dr. Endang Turmudi M.A yang memberikan perkenalan singkat mengenai profil pembicara.
Dalam seminar, pembicara yang menyampaikan pemaparannya dalam bahasa Indonesia ini banyak membahas mengenai politik sehari-hari sebuah desa di Bojonegoro. Ia menyebutkan bahwa hanya ada satu buku berbahasa Inggris yang membahas mengenai Bojonegoro yaitu Bojonegoro 1900-1942 (A story of Endemic Poverty in North-East Java Indonesia) karya Dr. C.L.M. Penders. Minimnya literatur mengenai Bojonegoro membuat pembicara tertarik untuk memilih studi tersebut dengan konsep utama melihat segala sesuatu dari sudut pandang wong cilik.
Mata pencaharian penduduk desa adalah menjadi petani palawija dan bawang merah karena masa tanam hanya dua bulan dan harga jual yang tinggi. Sayangnya harga kedua komoditas tersebut cenderung fluktuatif sehingga ketika harga jual turun, para petani terpaksa meminjam uang  dari tengkulak dengan bunga tinggi yang mengakibatkan maraknya hutang.
Yang menarik bagi pembicara adalah para petani lebih suka membeli emas sebagai simpanan daripada menabung di bank. Sebab pemahaman yang beredar di kalangan petani adalah nilai uang yang ditabung di bank akan menurun sedangkan nilai uang yang diinvestasikan di emas akan cenderung stabil bahkan meningkat.
Pembicara juga memaparkanadanya rata-rata jumlah orang yang bekerja di wilayah agraria. Pada tahun 1986 hingga 1989 jumlah pekerja sebanyak 330.000 orang. Lalu ada kenaikan pada tahun 1989 hingga 1997 menjadi 750.000 orang. Akan tetapi, terjadi penurunan signifikan pada tahun 1997 hingga 2012 menjadi 240.000 orang.
Dalam penelitiannya, pembicara memfokuskan pada beberapa topik yaitu pembangunan desa di Jawa Timur, desa, perubahan agrikultur, subsidi, migrasi, perempuan, dan Islam. Bagi peneliti, peran perempuan penting untuk dikaji karena di desa tersebut perempuan adalah pengelola keuangan rumah tangga. Peran tersebut bahkan mencakup kewajiban perempuan dalam membayar hutang suami. Pembicara pun menambahkan bahwa sangat penting bagi perempuan untuk mendapat pekerjaan yang lebih baik demi menunjang perekonomian Indonesia.
Seminar yang berlangsung dari Pk.10.00 hingga Pk.12.00 WIB ini berjalan lancar dan hangat. Berbagai pertanyaan dan tanggapan diajukan oleh para peserta seminar. Prof. Dr. Henny Warsilah DEA misalnya, berbicara mengenai perlunya pemberian subsidi bagi anak-anak muda agar mau bekerja di sektor pertanian. (Ranny Rastati)

NO COMMENTS

Exit mobile version