Home Artikel Seminar Intern: Bahaya kembalinya Veteran ISIS Indonesia

Seminar Intern: Bahaya kembalinya Veteran ISIS Indonesia

0

SI_6 jan 16Rabu, 6 Januari 2015 Pk11.00 WIB

Jakarta- Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2KK LIPI) menyelenggarakan seminar internal yang disampaikan oleh peneliti senior P2KK LIPI Profesor Endang Turmudi pada 6 Januari 2016 pukul 11.00-13.00 WIB. Seminar yang mengangkat tema “Returning ISIS Fighter” ini pada awalnya membahas mengenai gambaran umum terbentuknya ISIS, kemudian difokuskan pada analisis dampak terhadap kembalinya para Jihadis ISIS ke Indonesia.
ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) pada awalnya adalah gerakan perlawanan rakyat Irak (disebut mujahid Irak) terhadap Amerika yang telah menggulingkan Saddam Husein di tahun 2003. Kemudian pada tahun 2011 para mujahid Irak ini sempat membantu pejuang Suriah dalam krisis pemerintah Presiden Bashar Assad dengan membentuk Jabhat An-Nusrah (JN). Kelompok ini berhasil membebaskan banyak wilayah Suriah dimana pembebasan ini kemudian mengilhami Abu Bakar Al-Baghdadi yang pada saat itu hingga sekarang memimpin ISIS untuk membubarkan JN dan menjadikannya Daulah Islam Irak dan Syam (nama lain Suriah), yang kemudian dikenal sebagai ISIS. Baghdadi beranggapan bahwa wilayah-wilayah yang dibebaskan tersebut mendapat kehidupan baru yang lebih baik di bawah naungan syariat Islam. Hal ini kemudian menjadi pembenaran ISIS untuk mengikrarkan tujuan membentuk khilafah dunia. Namun, yang selanjutnya menjadi masalah adalah saat ISIS mengkafirkan orang yang tidak sekelompok dan menyerang mujahidin lain di Suriah kemudian berlebih-lebihan dalam menghukum, seperti memenggal kepala, menyalib, dan yang terbaru adalah membakar. Ini adalah perbuatan yang tidak islami, namun ISIS tetap bergerak dengan kekerasannya.
ISIS merekrut anggota dari berbagai negara melalui tiga jalur antara lain: Melalui pengikut Aman Abdurrahman; Melalui Jamaah Islamiyah untuk bergabung dengan JN; Dan melalui orang-orang Salafi. Ada berbagai motivasi yang dimiliki oleh para pengikut ISIS, antara lain: Ideologi ingin ikut mendirikan negara Islam; Melawan kediktatoran penguasa Syria; Ingin mengalami kehidupan di bawah kekhalifahan Islam; Mencari tantangan dengan berjihad; Dan kebutuhan ekonomi. Sementara itu salah satu negara yang rakyatnya berhasil direkrut oleh ISIS adalah Indonesia. Akhir tahun 2014, ada 300 orang Indonesia ikut berperang untuk ISIS, yang kemudian ternyata 76 orang diantaranya kembali ke Indonesia. Mereka yang kembali tidak bisa dijerat dengan undang-undang anti terorisme sebab undang-undang yg ada hanya bisa mengkriminalkan mereka yang melakukan terorisme di dalam negeri. Mengenai penjelasan ini, kemudian muncul pertanyaan dari audiens “mengapa mereka kembali?”, Mereka kembali karena kecewa, dimana ISIS berjanji untuk memberikan gaji Rp50juta/bulan, ternyata setelah sampai di sana, mereka hanya diberikan Rp700ribu/bulan. Saat itu masih diperbolehkan untuk pulang, namun saat ini sudah tidak bisa, jika ingin pulang akan ditembak mati” jawab penyaji merespon pertanyaan.
Pada kesimpulannya, bahwa kepulangan veteran perang Suriah adalah ancaman bagi Indonesia. Penyaji memaparkan analisisnya bahwa veteran perang Suriah mempunyai keterampilan berperang seperti membuat bom, mengetahui pasar gelap senjata. Bahkan dapat menularkan ideologi Jihad kepada rekan, saudara dan lain-lain jika tidak secara ketat diawasi oleh pihak keamanan. Kemudian jika ditilik dari perkembangan sosial politik, bisa saja jika kehidupan ekonomi memburuk, atau merasa tidak cocok dengan situasi politik yang ada, mereka bisa melakukan residivisme dengan merencanakan tindakan terorisme. (maul010)

Exit mobile version