[Masyarakat & Budaya, Vol. 25, No. 28, April 2022]

Oleh Prof. Widjajanti M Santoso dan Dr. Ikbal Maulana (Peneliti Senior PMB BRIN)

Kilas balik Kartini 2022, adalah upaya menangkap pemahaman publik tentang Kartini yang dibaca dari 10 ribu twit. Data ini ditambang dengan Netlytic (aplikasi berbasis Web) dan diolah dengan TreeCloud (aplikasi berbasis Web) dan ReTD (aplikasi dekstop). ReTD digunakan untuk membuat wordcloud maupun grafik jejaring influencer. Tujuannya adalah memetakan diskusi dan diskursus yang muncul pada saat itu (Santoso, 2022; Mahy, 2012; Bijl & Chin, 2020, Smith, 1999). Fenoemena yang diangkat menggunakan Twitter, cuitan yang popular digunakan di Indonesia (Widyawati et al., 2021) dengan memasukkan kata Kartini mendapatkan gambaran seperti berikut, yang dihasilkan dengan memasukkan teks dari seluruh twit sebagai input dari TreeCloud

Sumber: Gambar yang diolah oleh Penulis (2022)

Gambar ini menunjukkan tiga isu besar yang muncul di dalam komen atau tulisan singkat yang ada di twitter terbagi menjadi tiga hal besar. Pertama, sosok Kartini bersangkutan dengan kehidupan baik secara individu yang melihatnya sebagai perempuan yang tangguh, maupun sebagai simbol penting bagi Bangsa Indonesia. Kedua, berkaitan dengan nilai yang dapat dipelajari dari Kartini seperti semangat, walaupun di dalamnya menyangkut juga dengan kondisi seperti pekerjaan dan moda yaitu twitbon yang dipergunakan untuk menyampaikan ucapan menyambut Hari Kartini. Di dalam cuitan ini termasuk berkebaya baik di dalam nostalgia yang pernah dilakukan, ataupun mengomentari fashion yang sering dikaitkan dengan perayaan hari Kartini. Kemudian, ketiga merupakan kumpulan dari beberapa konteks seperti peran ibu, emansipasi dan mengacu pada judul bukunya, dan tentu saja ucapan selamat yang menjadi popular terutama dengan bantuan poster dan juga twitbon.

Pada penelaahan influencer dari 10 ribu twit yang dianalisis didapatkan bahwa Historia.id adalah akun utama yang mempengaruhi akun-akun lainnya dalam mengingat Kembali sosok penting Kartini. Historia .id sebenarnya adalah situs yang serius di dalam acara atau kegiatan yang berkaitan dengan sejarah (Nuryanti & Akob, 2019). Hal yang mungkin juga menarik adalah melihat kaitannya dengan dengan isu yang bergaung melalui media sosial, yang mengacu tulisan dan kegiatan Kartini dengan pemahaman dan kegiatan keagamaan. Misalnya dalah video yang banyak di forward tentang monolog K.H. Ahmad Chalwani Nawawi, yang menceritakan tentang hubungan Kartini dengan kehidupan keberagamaan.

Diceritakan bahwa Kartini juga mengaji Al-Qur’an sebagai bagian dari karakter keluarganya. Akan tetapi ternyata bukan mengaji yang pasif, karena interaksi antara Kartini dengan gurunya Kyai Soleh Darat menghasilkan tafsir Al-Qur’an dalam bahasa Jawa, walaupun belum selesai seluruhnya. Disebutkan bahwa Kyai Soleh Darat terharu atas pertanyaan Kartini tentang pentingnya membuat tafsir tersebut. Di dalam sumber lainnya disebutkan bahwa bahan ini menjadi hadiah perkawinan Kartini yang diterima dengan sangat berbahagia. Sayangnya tafsir tersebut tidak berlanjut karena Kyai Soleh Darat meninggal. Menurut paparan KH Ahmad Chalwani Nawawi, tafsir ini merupakan yang pertama di Asia Tenggara.

Sumber lain menceritakan pemahaman Kartini tentang agama dan masyarakat yang berhadapan dengan bangsa Barat yang dikaguminya. Pembahasan dan pemahaman Kartini yang semakin mendalam menghasilkan diskusi bahwa Barat tidak lagi dilihatnya sebagai kelompok yang lebih baik (superior) dan menunjukkan bahwa Islam menghasilkan diskursus yang lebih kuat. Di dalam sumber ini diperlihatkan bahwa judul bukunya diambil dari surat Al-Baqaroh (surat ke-2 di dalam Al-Qur’an), sebagai penegasan tentang pemahaman religiusitas Kartini.

Pembahasan berikutnya lebih ditekankan pada pengkaitan sosok “Kartini” dengan cuitan-cuitan yang ada di twitter dengan beberapa filter kata yaitu 1) terkait dengan agama dengan menyertakan kata “Kyai Soleh Darat”, 2) terkait hanya dengan islam dan Al-Qur’an, 3) terkait dengan kata perempuan, 4) terkait dengan kata “perempuan”, dan 5) terkait dengan kata wanita. Pengkaitan tersebut digambarkan dengan WordCloud.

Pengkaitan Sosok Kartini dengan Agama, Perempuan, dan Wanita

Penyebutan wanita atau perempuan menjadi salah satu diskusi yang menarik yang berkaitan dengan gender (Yuliawati, 2018). Para aktivis, akademisi yang memiliki latar belakang kajian gender/feminism dan mereka yang berkaitan di dalam kegiatan gender umumnya menggunakan kata perempuan. Kata tersebut merepresentasikan symbol keunggulan perempuan, yaitu sebagai empu. Dibandingkan dengan kata wanita yang sering dianggap netral dan bahkan cenderung tidak berkaitan dengan upaya membela perempuan. Misalnya kata-kata netral lebih sering digunakan di dalam iklan yang cenderung menjual dengan menggunakan perempuan sebagai bagian dari komodifikasi.

Gambar dibawah ini menunjukkan gambaran yang masih umum termasuk di dalamnya keyword yang menyertakan Kyai Soleh Darat. Gambaran ini sesuai dengan tema yang diidentifikasi di atas, di mana diskursus agama berjajar bersamaan dengan isu-isu perempuan.

Sumber: Gambar yang diolah oleh Penulis (2022)

Kemudian, gambar kedua ini diperoleh dengan menghilangkan kata Kyai Soleh Darat yang lebih menunjukkan isu-isu yang berkaitan dengan kata “perempuan”, namun masuk berkelindan dengan isu isu yang lebih umum. Lalu, gambar ketiga menghilangkan kata terkait agama dan mengarah pada dua kata yaitu “perempuan” dan “wanita” yang menunjukkan isi twit yang lebih menggambarkan ungkapan selamat hari Kartini dengan kata-kata lainnya. Kedua gambar tersebut dapat dilihat pada gambar 2 dan 3 sebagai berikut:

Sumber: Gambar yang diolah oleh Penulis (2022)

Sedangkan wordcloud yang menggunakan kata hanya pada satu kata seperti “perempuan” dan kata “wanita” dapat dilihat pada gambar berikut:

Sumber: Gambar yang diolah oleh Penulis (2022)

Dari dua gambar (antara gambar 4 dan 5) ini terlihat bahwa di dalam gambar dengan kata perempuan, terlihat lebih fokus walau sederhana dengan katakata seperti kuat dan tangguh. Barangkali yang menarik adalah kata tulis yang mengacu pada karya Kartini dan juga menghimbau untuk mengikuti jejaknya dengan mengungkapkan kenyatan yang berkaitan dengan perempuan. Selain itu adalah tidak ada kata wanita, sehingga menunjukkan adanya pembeda yang jelas di dalamnya. Pada gambar dengan kata wanita, isunya menjadi lebih beragam, menangkap ucapan selamat hari Kartini dengan berbagai macam isunya. Termasuk penggunaan kata emansipasi yang muncul disini dan mengangkat tokoh perempuan yang menginspirasi.

Sebagai simpulan dalam upaya melihat dan memantau isu-isu yang diangkat sekitar hari Kartini 21 April 2022 melalui twitter menunjukkan bahwa adanya perhatian masyarakat netizen tentang hal ini. Walaupun secara umum kita bisa melihat mereka yang menggunakan kata perempuan lebih fokus pada isu perempuan, dibandingkan dengan kata wanita yang menggambarkan variasi penggunakan konsep, termasuk konsep emansipasi. Konsep ini memang muncul pada masa diskusi awal tentang perempuan, mereka yang berada di gerakan perempuan sudah muncul dengan konsep-konsep baru seperti kekerasan, pengetahuan perempuan, representasi dan lainnya. Bagi netizen, memperingati hari Kartini adalah bagian dari ekspresi yang mereka pahami tentang Kartini sebagai tokoh yang menginspirasi kaum perempuan khususnya bagi Bangsa dan Negara Indonesia. Kemudian, diskusi terkait sosok Kartini ini meluas hingga ada kata-kata tentang seperti BUMN yang mungkin kurang terkait dengan isu kepemimpinan perempuan. Pada sisi lainnya, situs serius seperti historia.id juga memiliki pengaruh, meskipun mungkin tidak menjadi hub (penghubung) bagi khalayak umum dibandingkan dengan hub-hub lainnya (Editor: Dicky Rachmawan)

Referensi:

Bijl, P., & Chin, G. V. S. (Eds.). (2020). Appropriating Kartini, Colonial, National and Transational Memories of as Indonesian Icon. Yusof Ishak Institute.

Mahy, P. (2012). Being Kartini: Ceremony and Print Media in the Commemoration of Indonesia’s First Feminist. Intersections: Gender and Sexuality in Asia and the Pacific, 28, 1–11.

Nuryanti, R., & Akob, B. (2019). Perempuan dalam Historiografi Indonesia, Eksistensi dan Dominasi. Penerbit Buku Pendidikan Deepublish.

Santoso, W. M. (2022). SUMBANGAN PERSPEKTIF SOSIOLOGI FEMINIS: REPRESENTASI PEREMPUAN INDONESIA. Penerbit BRIN. https://penerbit.brin.go.id/press/catalog/view/530/403/6721-1

Smith, D. E. (1999). Writing The Social: Critique, Theory, and Investigations. In Writing the Social Text. University of Toronto Press. https://doi.org/10.4324/9781315135991

Widyawati, N., Santoso, W. M., Maulana, I., Daraini, I. N., Windarsih, A., & Alamsyah, P. (2021). COVID-19 in Twitter: Issues and Actors. Jurnal Masyarakat Dan Budaya, 23(1), 105–125. https://doi.org/10.14203/jmb.v23i1.1287

Yuliawati, S. (2018). Perempuan Atau Wanita? Perbandingan Berbasis Korpus Tentang Leksikon Berbias Gender. Paradigma, Jurnal Kajian Budaya, 8(1), 53. https://doi.org/10.17510/paradigma.v8i1.227

Artikel dan Video Populer:

NU Online. 2021. Kisah RA Kartini Usul Bikin Tafsir Al Quran Kepada KH Sholeh Darat – KH Achmad Chalwani. NU Online Channel, 20 April 2021, diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=nYpBPLVzw2E, #nahdlatululama #nuonline​​​​​ #kartini, diakses pada tanggal 23 April 2022.

Rahmanisa, Gia. 2021.  Habis Gelap Terbitlah Terang, Terinspirasi dari Surah Al Baqarah. Rumah Amal Salman, 22 April 2021, diakses dari https://rumahamal.org/news/habis_gelap_terbitlah_terang_terinspirasi_dari_surah_al_baqarah pada tanggal 23 April 2022.

Liputan6.com. 2018. Rayakan Hari Kartini, Sudah Kenal Kartono?  Liputan6dotcom, 21 Apr 2018 diakses dari https://www.liputan6.com/citizen6/read/3473436/rayakan-hari-kartini-sudah-kenal-kartono pada tanggal 23 April 2022.

______________________________________

*) Opini dalam artikel ini menjadi tanggung jawab penulis sepenuhnya dan tidak menjadi tanggung jawab redaksi website PMB BRIN

_______________________________________

Tentang Penulis

Prof. (r). Widjajanti M Santoso adalah sosiolog yang tertarik pada isu gender dan media, kajiannya beragam termasuk Syariah Islam yang dengan fesyen dan kelas sosial. Kegiatan lainnya adalah sebagai pengajar tidak tetap di Pusat Studi Kajian Gender – SKSG Universitas Indonesia, dan ketua dewan redaksi Jurnal Masyarakat dan Budaya, kontaknya adalah widjasantoso@gmail.com

 

Dr. Ikbal Maulana adalah peneliti di Pusat Penelitian Masyarakat dan Budaya – LIPI dengan bidang penelitian filasafat teknologi, epistemologi sosial, dan kajian media. Email ikbal_maulana@hotmail.com.