TEMPO Interaktif, Jakarta – Pengamat militer dari Lembaga Ilmu dan Pengetahuan Indonesia Jaleswari Pramodhawardani berpendapat, jalur diplomasi masih dipercaya sebagai solusi terbaik atas memanasnya hubungan Indonesia dengan Malaysia. “Saya paham amarah pada Malaysia, tapi tidak untuk membabi buta. Perlu ada ketegasan sikap, strategi dan ketrampilan diplomasi untuk memecahkan masalah ini,” kata Jaleswari saat dihubungi Tempo, Selasa (31/8)
Menurut Jaleswari, ketegangan antar negeri serumpun ini selalu diasosiasikan pada fakta historis adanya gerakan Ganyang Malaysia pada 1970. Tapi, kata perempuan yang akrab disapa Dani ini, kondisi Indoneisa sekarang jauh berbeda dengan 30 tahun lalu. “Dulu diplomasi Indonesia di atas angin, bahkan mungkin terkuat di di Asia Tenggara, alat utama sistem senjatanya lengkap,”ungkapnya.
Kondisinya kini, kata Dani, berbeda. Dari sisi persenjataan, Indonesia termasuk lemah. Begitu juga dari sisi diplomasi. Padahal, kata dia, diplomasi merupakan cara yang moderat untuk meminimalkan implikasi dari sengketa ketimbang konfrontasi terbuka. “Kalau konfrontasi, implikasi langsungnya adalah ekonomi, nanti juga merembet ke masalah politik dan hukum,” papar Dani.
Agar diplomasi kuat, Dani menambahkan, perlu “amunisi” yang kuat. Amunisi itu antara lain berupa data-data ilmiah yang kuat, armada keamanan yang tangguh dan fasilitas di perbatasan yang memadai.
Judul : Jaleswari: Diplomasi Masih Solusi Terbaik Sengketa RI-Malaysia
Sumber : Tempointeraktif.com
Tautan Gambar : http://alangkah.com/tni-pentingnya-kesejahteraan-di-wilayah-perbatasan/
Jenis : Berita
Tanggal : 31 Agustus 2010
Penulis : Dianing Sari
Diunggah oleh

Unggahan lainnya
Artikel2023.01.30Thai Wind (T-Wind) Angin Segar dari Budaya Pop Thailand: Dari Musik, Film, hingga Boys’ Love
Artikel2023.01.19Dari Tuhan ke Pelanggan: Pergeseran Patron, Naskah Melayu, dan Jakarta Abad ke-19
Artikel2023.01.17Transformasi Televisi Digital: Merenungkan tentang Hak Masyarakat terhadap Informasi
Kolom Khusus2023.01.12Historical Political Demography Parallelism?