Abstrak
Penelitian ini mencoba melihat politik kebudayaan di Kota Mataram dewasa ini. Ada tiga permasalahan: (1) bagaimana masyarakat Mataram merepresentasikan identitas budayanya pada era Otonomi Daerah. (2) Apakah terdapat wacana yang digunakan masyarakat Mataram untuk membangun jati dirinya. (3) Bagaimana masyarakat memaknai politik kebudayaan yang berkembang di Mataram dalam konteksnya dengan integrasi nasional dan globalisasi.
Permasalahan tersebut memperlihatkan bahwa identitas budaya yang terepleksikan dalam politik kebudayaan di daerah Mataram adalah hasil konstruksi dan penggunaannya selalu berubah-ubah bergantung dari elemen yang digunakan. Malah mengikuti perkembangan Nahdatul Wathon yang berbasis agama, ternyata identitas budaya bergantung pada konteks dan keadaannya. Walau di sini pertentangan berbagai etnik belum semua dipaparkan, tetapi sangat jelas antara berbagai kelompok tampak ada ketegangan dalam membangun identitasnya untuk kepentingan politik sesaat. Posisi kelompok etnik dalam pilkada pada saat pemilihan gubernur atau bupati, ternyata yang menentukan adalah “Tim Sukses” sekaligus yang membangun politik pencitraannya.
Koordinator : Drs. Abdul Rachman Patji, MA
Tim Peneliti :
- Dr. Ninuk Kleden-Probonegoro
- Dr. Alie Humaedi, M.Ag., M.Hum
- Dra. Sihol Farida Tambunan, M.Hum
Diunggah oleh
Unggahan lainnya
Artikel2023.03.16Komunikasi Politik Folklore Artikel2023.02.23Empati atau Suntik Mati: Refleksi Surplus Manula di Jepang dalam Film “Plan 75” Berita2023.02.20Call for Papers for Conference on Social Faultlines in Indonesia: Persistence and Change in An Evolving Landscape Artikel2023.02.17Pembangunan Sosietal, Depresi Sosial & Warga yang Sial