[Masyarakat & Budaya, Vol. 25, No. 8, Februari 2022]
Oleh: Andita Putri Ramadhania (Mahasiswa Fakultas Psikologi – Universitas Pancasila)
“Kenapa sih Nussa gak pernah dapetin yang, Nussa, mau?” kalimat ini terus terngiang-ngiang dibenak saya ketika selesai menonton film animasi Nussa. Film yang baru dirilis pada 14 Oktober 2021 ini diadaptasi dari serial kartun (TIM CNN, 2021). Film ini memberikan nilai moral yang sangat mendalam baik untuk orangtua maupun anak-anak. Saya, sendiri menangis ketika menonton film ini. Film yang mengajarkan saya untuk lebih bersabar dan menahan diri, serta yang lebih penting adalah mampu bekerjasama dan berkolaborasi untuk mencapai satu tujuan. Proses Kerjasama dan kolaborasi ini tergambar ketika Nussa dan Joni terpilih mewakili sekolahnya untuk mengikuti kompetisi Ramadan Science Fair. Pada kompetisi ini Nussa dan Joni memperlihatkan cara kerja dari roket yang sudah mereka kembangkan.
Selama proses pembuatan roket yang akan dilombakan Nussa dan Joni saling memberikan bantuan dalam mencari barang-barang bekas di toko milik Pak Ucok untuk merakit roket yang akan diluncurkan pada kompetisi Ramadan Science Fair. Selain Pak Ucok yang menyediakan barang-barang bekas, peran orantua terutama ayah Nussa dan teman-temannya juga sangat membantu dalam kompetisi Ramadan Science Fair. Dalam film digambarkan ayah Nussa membelikan dynamo baru agar Nussa bisa melakukan uji coba sebelum tampil di kompetisi Ramadan Science Fair. Kemudian, peran Abdul sebagai teman Nussa ia merelakan sepedanya dimodifikasi sebagai mesin pengerak roket Nussa untuk lomba Science Fair tingkat sekolah, dan yang tak kalah penting adalah peran Umma dan Rara sebagai ibu dan adik yang selalu mendukung Nussa dalam segala kondisi yang dihadapi. Sedangkan, untuk Joni karakter Bibi Mur merupakan sumber dukungan yang sangat berarti baginya, karena Bibi Mur selalu memberikan apresiasi untuk pencapian Joni yang seharusnya di dapatkan dari orangtuanya.
Pada konteks kehidupan sehari-hari, ilustrasi di atas merupakan pengejawantahan dari bentuk crowdsourcing yang merupakan bagian dari budaya populer. Crowdsourcing merupakan proses yang melibatkan ‘kerumunan’ atau kelompok untuk tujuan bersama, yang seringkali berbentuk inovasi, pemecahan masalah, atau efisiensi. Crowdsourcing juga merupakan proses yang menyentuh individu atau kelompok, untuk bersedia bekerja tanpa dibayar atau tidak dibayar demi kepentingan bersama untuk membawa hasil yang meningkat kuat melalui tindakan atau kegiatan yang dilakukan (Crowdsourcing, 2021). Terjadinya, crowdsourcing ini karena adanya teknologi baru, media sosial dan web 2.0, bentuk lain dari crowdsourcing ini adalah komunitas yang dipromosikan oleh organisasi, untuk menanggapi aktivitas yang dipromosikan oleh organisasi, dan mereka termotivasi untuk merespons karena berbagai alasan (Braham, 2013).
Braham (2013) dalam bukunya menjelaskan terdapat 4 sumber utama dari crowdsourcing, yang dirangkum menurut ahli yang telah menerbitkan topik tersebut: 1) Sebuah organisasi yang memiliki tugas yang perlu dilakukan, dalam film Nussa sumber ini tercemin dari peran Sekolah sebagai tempat untuk mengeksplor minat dan tumbuh kembang Nussa dan teman-temannya; 2) Komunitas (kerumunan) yang bersedia melakukan tugas secara sukarela, sumber ini tercemin dari Bang Ucok yang bersedia tokonya dijadikan sebagai markas Nussa untuk merakit roketnya, dan Babe Jaelani yang selalu siap membuka pintu laboratorium untuk Nussa dan Joni agar bisa melakukan eksperimen dengan roketnya; 3) Lingkungan yang memungkinkan aktivitas berlangsung dan komunitas berinteraksi dengan organisasi; dan 4) Saling menguntungkan bagi organisasi dan masyarakat. Kedua sumber tersebut digambarkan dalam kompetisi Ramadan Science Fair yang melibatkan berbagai pihak sekolah, dan memberikan dampak positif untuk pengembangan minat untuk anak yang sebaya dengan Nussa dan Joni.
Konsep crowdsourcing jika dikaitkan dengan masyarakat Indonesia pada konteks pandemi Covid-19 juga sangat terlihat yang terimplementasi dalam website wargabantuwarga.com. Website tersebut diiniasi oleh Faiz Ghifari, Muhammad Alfatih Timur, dan Ainun Najib yang berperan sebagai help center yang menyediakan informasi kontak penting, akses fasilitas hingga alat kesehatan, serta informasi yang disediakan berbasis per daerah atau provinsi dan penyediaan saluran telepon dalam bentuk hotline. wargabantu.com ini yang penulis lihat berperan memudahkan masyarakat di Indonesia dalam mencari informasi terkait layanan kesehatan (Tobing 2021).
Keempat sumber utama yang telah dijelaskan sebelumnya menjadikan interaksi antara kerumunan dan organisasi sangat penting untuk crowdsourcing karena memastikan hasil yang saling menguntungkan yang mungkin tidak akan ada tanpa upaya bersama dari pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Pada intinya crowdsourcing merupakan modal sosial yang dapat berperan untuk memenuhi suatu tujuan atau peran tertentu di dalam masyarakat. Lebih lanjut crowdsourcing juga mendukung terciptanya inovasi di dalam suatu aktivitas bersama di dalam komunitas untuk mencapai tujuan bersama (Hargrave 2021).
Pada sisi lainnya, terdapat pesan moral yang saya dapatkan ketika selesai menonton film animasi Nussa. Pesan moral tersebut adalah pengabaian atau kurangnya apresiasi orang tua terhadap pencapaian anak. Pesan ini tergambar jelas ketika Joni berhasil mengalahkan Nussa yang notabene-nya merupakan juara bertahan pada science fair di sekolah, dan memperlihatkan piala yang telah Joni menangkan kepada orangtuanya. Akan tetapi, respon orangtua Joni mengganggap piala itu sebagai sesuatu hal yang biasa saja. Bahkan, ketika Joni meminta kedua orangtuanya untuk melihat pialanya mereka tidak merespon dan tetap sibuk memainkan gawainnya, dan malah meminta bibi Mur untuk mengurus piala Joni.
Disadari atau tidak disadari perilaku yang ditunjukkan oleh kedua orang tua Joni dalam film Nussa mungkin seringkali kita temui atau berada di sekitar kita. Hal tersebut dinamakan dengan pola asuh yang mengabaikan (neglecting), pola asuh ini dicirikan dengan tida banyak menuntut, respons yang rendah, dan komunikasi yang sangat sedikit (Cherry, 2020). Salah satu contoh dari perilaku mengabaikan ini adalah ketika anak menangis orang tuanya cepat-cepat memberikan gawai agar tidak menangis lagi, atau memberikan tontonan Youtube sepanjang hari kepada anak agar orang tua tidak merasa terganggu ketika anaknya rewel. Padahal yang dibutuhkan anak ketika menangis dan rewel adalah kehadiran orang tua untuk bisa menenangkan perasaan, melakukan validasi apa yang sang anak rasakan, dan bertanya mengapa sang anak menangis dan rewel.
Pola asuh yang demikan dan terus berlanjut memiliki dampak yang sangat besar terhadap tumbuh kembang anak. Pada film Nussa hal tersebut tergambar dari karakter Joni yang merasa kesepian dan memiliki kesulitan dalam bergaul dengan teman sebayanya. Karakter Joni digambarkan memiliki latar belakang dari keluarga yang memiliki kemampuan ekonomi lebih dari pada teman-temannya, namun Joni tidak memiliki teman akrab sebelum terjebak bersama Nussa di laboratorium sekolah. Setelah kejadian itu, Joni dan Nussa menjadi teman akrab dan bersama-sama membuat roket dengan versi mereka masing-masing.
Pada intinya, film Nussa mengajarkan saya beberapa hal yaitu bekerja sama atau berkolaborasi yang bisa membuka peluang untuk lebih bergerak cepat sekaligus memberikan manfaat, dan pola asuh terhadap anak yang perlu kita perhatikan khususnya bagi para orang tua yang ternyata memiliki dampak besar terhadap tumbuh kembang anak, terlebih dalam aspek psikososial. (Editor: Dicky Rachmawan)
Referensi:
Ilustrasi: Shutterstock
Braham, C. Daren. 2013. Crowdsourcing. London: THE MIT Press.
Cherry, Kendra. 2020. “Why Parenting Styles Matter When Raising Children.” Retrieved January 27, 2022 (https://www.verywellmind.com/parenting-styles-2795072).
Crowdsourcing, Authors. 2021. “What Is Crowdsourcing?” Retrieved November 5, 2021 (https://crowdsourcingweek.com/what-is-crowdsourcing/).
Hargrave, Marshall. 2021. “Crowdsourcing.” Retrieved November 5, 2021 (https://www.investopedia.com/terms/c/crowdsourcing.asp#the-bottom-line%0A).
TIM CNN, CNN. 2021. “Tayang 11 Hari, Film Nussa Tembus 100 Ribu Penonton.” Retrieved November 2, 2021 (https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20211025084506-220-711771/tayang-11-hari-film-nussa-tembus-100-ribu-penonton).
Tobing, Sorta. 2021. “WargaBantuWarga.Com, Situs Kumpulan Informasi Penting Seputar Covid-19.” Retrieved October 14, 2021 (https://katadata.co.id/sortatobing/berita/60e6c225e79b5/wargabantuwargacom-situs-kumpulan-informasi-penting-seputar-covid-19%0A).
______________________________________
*) Opini dalam artikel ini menjadi tanggung jawab penulis sepenuhnya dan tidak menjadi tanggung jawab redaksi website PMB BRIN
_______________________________________
Tentang Penulis
Andita Putri Ramadhania merupakan mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Psikologi, Universitas Pancasila. Ia memiliki minat pada health and behavioral science research. Penulis dapat dikontak melalui surel: ditaramadhania321@gmail.com
Diunggah oleh

Unggahan lainnya
Artikel2023.03.16Komunikasi Politik Folklore
Artikel2023.02.23Empati atau Suntik Mati: Refleksi Surplus Manula di Jepang dalam Film “Plan 75”
Berita2023.02.20Call for Papers for Conference on Social Faultlines in Indonesia: Persistence and Change in An Evolving Landscape
Artikel2023.02.17Pembangunan Sosietal, Depresi Sosial & Warga yang Sial