Jakarta, Humas BRIN. Lamanya usia suatu bangsa, tidak menjamin sempurnanya suatu sistem atau tata-tertib kehidupan berbangsa di negara tersebut. Begitupun di Indonesia, seperti dituturkan Ibnu Nadzir, Peneliti Pusat Riset Masyarakat dan Budaya – Badan Riset dan Inovasi Nasional (PMB BRIN). Ada asumsi, Indonesia adalah negara yang terus menjadi atau berproses. Unfinish process inilah yang menjadi dinamika pendewasaan di usia bangsa Indonesia yang sudah menginjak 76 tahun. “Dinamika inilah mengusik pemikiran Riwanto Tirtosudarmo, untuk ikut memotret, sekaligus membagi pandangannya kepada khalayak, dalam wujud sebuah buku berjudul Mencari Indonesia 3: Esai-Esai Masa Pandemi,” tutur Ibnu.

Melalui Forum Diskusi Budaya yang diselenggarakan oleh Pusat Riset Masyarakat dan Budaya – BRIN secara daring, pada Senin 20/9 lalu, Ibnu membedah tulisan Riwanto dari sejumlah sudut, diantaranya Migrasi dan Pandemi Covid-19, nilai-nilai ke-Indonesia-an, marjinalisasi Papua, serta tokoh dan gagasan-gagasan untuk Indonesia. “Sebagai seorang Demograf yang tidak pernah tersekat dalam salah satu kategori akademisi professional, Riwanto berhasil melampaui kategori profesionalnya sebagai seorang Demograf di LIPI,”tuturnya. Dalam pandangannya, Ibnu menilai Riwanto seorang yang memiliki multi peran, yaitu sebagai Akademisi professional di pemerintahan sekaligus cendikia publik yang concern juga terhadap dunia seni-budaya serta entrepreneurship.

Ibnu juga melihat, buku ini adalah wujud kegelisahan, sekaligus ruang eksperimen intelektual seorang Riwanto dalam menganalisa fenomena sosial kemasyarakatan yang terjadi, termasuk isu pandemi Covid-19 yang mewarnai kehidupan berbangsa Indonesia hampir dua tahun terakhir. “Dalam kebijakan penanganan Covid-19 dan migrasi penduduk, Riwanto menilai ada kegagalan dalam kebijakannya,”sebut Ibnu. Perpindahan atau migrasi penduduk/pekerja migran asing, terutama dari Cina, yang membanjiri lokasi pabrik pengelolaan tambang nikel di Sulawesi Tenggara, dan menjadi isu nasional, menjadi rapot merah dalam kebijakan migrasi penduduk terkait Covid-19. Kemudian, Isu mudik lebaran yang dilarang pemerintah juga menjadi pro-kontra ditengah merebaknya angka terpapar Covid-19.

Terkait isu sentral yaitu ‘Mencari Indonesia’ tentang isu Kebangsaan, Ibnu membaca kegelisahan seorang Riwanto akan menguatnya ‘isu oligarki di sejumlah sektor’, dan ke-khawatiran akan isu kebebasan akademis yang terjadi saat ini. Seperti, benturan akal sehat dan kepentingan nasional, mengemuka di tengah kecenderungan iklim politik yang semakin otoritarian.

Buku ini juga mengupas isu nasional, termasuk isu Papua. “Riwanto berharap pemerintah melihat Papua tidak hanya sebagai projek, namun juga menimbang sisi manusia dan ‘kacamata’ orang Papua dalam membangun negerinya,” tutur Ibnu. Juga menaruh harapan untuk terus Mencari Indonesia, nilai-nilai ke-Indonesiaan, agar Indonesia dapat tetap bertahan di tengah isu global seperti kapitalisme, kerusakan lingkungan dan pemanasan global, serta polarisasi negara di dunia. (Bn/ed. Rdn/Mtr

_________________________

*) Berita dalam artikel ini menjadi tanggung jawab penulis sepenuhnya dan tidak menjadi tanggung jawab redaksi website PMB LIPI

*) Ilustrasi: Mencari Indonesia 3